JOM BOOKCAFE

Memaparkan catatan dengan label Artikel. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label Artikel. Papar semua catatan

Sabtu, 26 April 2014

CARA MENDIDIK ANAK YANG NAKAL ??

Beberapa Contoh Cara Mendidik Anak yang Nakal
Syariat Islam yang agung mengajarkan kepada umatnya beberapa cara pendidikan bagi anak yang dapat ditempuh untuk meluruskan penyimpangan akhlaknya. Di antara cara-cara tersebut adalah:

Pertama, teguran dan nasihat yang baik
Ini termasuk kaedah pendidikan yang sangat baik dan bermanfaat untuk meluruskan kesalahan anak. Metode ini sering dipraktikkan langsung oleh pendidik terbesar bagi umat ini, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, misalnya ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang anak kecil yang ketika sedang makan menjulurkan tangannya ke berbagai sisi nampan makanan, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (sebelum makan), dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah (makanan) yang ada di hadapanmu.[1]


Serta dalam hadits yang terkenal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada anak paman beliau, Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, “Wahai anak kecil, sesungguhnya aku ingin mengajarkan beberapa kalimat (nasihat) kepadamu: jagalah (batasan-batasan/ syariat) Allah maka Dia akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan/ syariat) Allah maka kamu akan mendapati-Nya dihadapanmu.”[2]

Kedua, menggantung tongkat atau alat pemukul lainnya di dinding rumah
Ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar mereka takut melakukan hal-hal yang tercela.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan ini dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Gantungkanlah cambuk (alat pemukul) di tempat yang terlihat oleh penghuni rumah, karena itu merupakan pendidikan bagi mereka.”[3]
Bukanlah maksud hadits ini agar orangtua sering memukul anggota keluarganya, tapi maksudnya adalah sekadar membuat anggota keluarga takut terhadap ancaman tersebut, sehingga mereka meninggalkan perbuatan buruk dan tercela.[4]
Imam Ibnul Anbari berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memaksudkan dengan perintah untuk menggantungkan cambuk (alat pemukul) untuk memukul, karena beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan hal itu kepada seorang pun. Akan tetapi, yang beliau maksud adalah agar hal itu menjadi pendidikan bagi mereka.”[5]
Masih banyak cara pendidikan bagi anak yang dicontohkan dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu[6] menyebutkan beberapa di antaranya, seperti: menampakkan muka masam untuk menunjukkan ketidaksukaan, mencela atau menegur dengan suara keras, berpaling atau tidak menegur dalam jangka waktu tertentu, memberi hukuman ringan yang tidak melanggar syariat, dan lain-lain.

Bolehkah Memukul Anak yang Nakal untuk Mendidiknya?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perintahkanlah kepada anak-anakmu untuk (melaksanakan) shalat (lima waktu) sewaktu mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka karena (meninggalkan) shalat (lima waktu) jika mereka (telah) berumur sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.[7]
Hadits ini menunjukkan bolehnya memukul anak untuk mendidik mereka jika mereka melakukan perbuatan yang melanggar syariat, jika anak tersebut telah mencapai usia yang memungkinkannya bisa menerima pukulan dan mengambil pelajaran darinya –dan ini biasanya di usia sepuluh tahun. Dengan syarat, pukulan tersebut tidak terlalu keras dan tidak pada wajah.[8]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ketika ditanya, “Bolehkah menghukum anak yang melakukan kesalahan dengan memukulnya atau meletakkan sesuatu yang pahit atau pedas di mulutnya, seperti cabai/ cili?”, beliau menjawab, “Adapun mendidik (menghukum) anak dengan memukulnya, maka ini diperbolehkan (dalam agama Islam) jika anak tersebut telah mencapai usia yang memungkinkannya untuk mengambil pelajaran dari pukulan tersebut, dan ini biasanya di usia sepuluh tahun.
Adapun memberikan sesuatu yang pedas (di mulutnya) maka ini tidak boleh, karena ini dapat mempengaruhinya (mencelakakannya)…. Berbeza dengan pukulan yang dilakukan pada badan maka ini tidak mengapa (dilakukan) jika anak tersebut bisa mengambil pelajaran darinya, dan (tentu saja) pukulan tersebut tidak terlalu keras
.
Untuk anak yang berusia kurang dari sepuluh tahun, hendaknya dilihat (kondisinya), karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya membolehkan untuk memukul anak (berusia) sepuluh tahun karena meninggalkan shalat. Maka, yang berumur kurang dari sepuluh tahun hendaknya dilihat (kondisinya). Terkadang, seorang anak kecil yang belum mencapai usia sepuluh tahun memiliki pemahaman (yang baik), kecerdasan dan tubuh yang besar (kuat) sehingga bisa menerima pukulan, celaan, dan pelajaran darinya (maka anak seperti ini boleh dipukul), dan terkadang ada anak kecil yang tidak seperti itu (maka anak seperti ini tidak boleh dipukul).”[9]

Cara-Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam[10]

Di antara cara tersebut adalah:

1. Memukul wajah
Ini dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau, yang artinya, “Jika salah seorang dari kalian memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.”[11]

2. Memukul yang terlalu keras sehingga berbekas
Ini juga dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih.[12]

3. Memukul dalam keadaan sangat marah
Ini juga dilarang karena dikhawatirkan lepas kontrol sehingga memukul secara berlebihan.
Dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut karena kemarahan (yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat dariku, maka ternyata dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau yang berkata, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyiksa) kamu daripada kamu terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini.‘”[13]

4. Bersikap terlalu keras dan kasar
Sikap ini jelas bertentangan dengan sifat lemah lembut yang merupakan sebab datangnya kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang terhalang dari (sifat) lemah lembut, maka (sungguh) dia akan terhalang dari (mendapat) kebaikan.”[14]

5. Menampakkan kemarahan yang sangat
Ini juga dilarang karena bertentangan dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bukanlah orang yang kuat itu (diukur) dengan (kekuatan) bergulat (berkelahi),  tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.[15]

Penutup
Demikianlah bimbingan yang mulia dalam syariat Islam tentang cara mengatasi penyimpangan akhlak pada anak, dan tentu saja taufik untuk mencapai keberhasilan dalam amalan mulia ini ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, banyak berdoa dan memohon kepada-Nya merupakan faktor penentu yang paling utama dalam hal ini.
Akhirnya, kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, agar dia senantiasa menganugerahkan kepada kita taufik-Nya untuk memahami dan mengamalkan petunjuk-Nya dalam mendidik dan membina keluarga kita, untuk kebaikan hidup kita semua di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.

[1] Hadits shahih riwayat Al-Bukhari no. 5061, dan Muslim no. 2022.
[2] Hadits riwayat At-Tirmidzi no. 2516, Ahmad: 1/293), dan lain-lain; dinyatakan shahih oleh Imam At-Tirmidzi dan Syekh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ish Shagir, no. 7957.
[3] Hadits riwayat Abdur Razzaq dalam Al-Mushannaf: 9/477 dan Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir no. 10671; dinyatakan hasan oleh Al-Haitsami dan Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no. 1447.
[4] Lihat kitab Nida`un ilal Murabbiyyina wal Murabbiyyat, hlm. 97.
[5] Dinukil oleh Imam Al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir: 4/325.
[6] Dalam kitab beliau Nida`un ilal Murabbiyyina wal Murabbiyyat, hlm. 95–97.
[7] Hadits riwayat Abu Daud, no. 495; dinyatakan shahih oleh Syekh Al-Albani.
[8] Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi: 2/370.
[9] Kitab Majmu’atul As`ilah Tahummul Usratal Muslimah, hlm. 149–150.
[10] Lihat kitab Nida`un ilal Murabbiyyina wal Murabbiyyat, hlm. 89–91.
[11] Hadits riwayat Abu Daud, no. 4493; dinyatakan shahih oleh Syekh Al-Albani.
[12] Hadits shahih riwayat Muslim, no. 1218.
[13] Hadits shahih riwayat Muslim, no. 1659.
[14] Hadits shahih riwayat Muslim, no. 2529.
[15] Hadits shahih riwayat Al-Bukhari no. 5763, dan Muslim no. 2609.


  وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Sumber: http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/anak-nakal-bagaimana-mengatasinya-3.html

Isnin, 7 April 2014

HATI LUKA KERANA BISA KATA-KATA: LIMA GAYA BAHASA PERLU DIELAK KETIKA BERKONFLIK


Ucapan dan gaya percakapan kita akan memberi kesan besar ke atas tindak balas dan perlakuan orang lain terhadap kita.

Sewaktu kita berkonflik,kita gemar melakukan serangan mulut untuk memenangi pertengkaran berkenaan.Setiap pertengkaran pasti berakhir kerana tidak ada manusia yang boleh bercakap sehingga setengah hari dalam nada tinggi.

Malangnya walaupun pertengkaran sudah berakhir,luka di hati pasangan kita mungkin belum sembuh,malah akan terbawa-bawa bertahun-tahun lamanya .Ia terjadi akibat serangan mulut yang kita lakukan terhadap mereka ketika berkonflik.

Bahasa merendahkan
Ramai orang yang mempunyai kelebihan dari segi kelulusan,pengalaman, bakat, harta, dan pencapaian.Tetapi ia bukanlah lesen yang membolehkan kita untuk merendah-rendahkan orang lain dengan menunjukkan kita mempunyai kelebihan ke atas mereka.
               
 Sifat angkuh bukan disebabkan oleh kekayaan, pencapaian dan bakat, tetapi ia berpunca daripada sikap seseorang.
                 
Ada sesetengah orang yang memiliki pencapaian bagus gemar untuk merendah-rendahkan orang lain.Mereka mungkin tergolong dalam golongan yang mempunyai pencapaian,tetapi masih tidak berpuas hati dengan kejayaan yang dikecapi.
               
 Untuk membuatkan mereka berasa mempunyai kelebihan,mereka akan menggunakan gaya bahasa yang merendahkan orang lain misalnya seperti berikut:
“Saya dah sepuluh tahun dalam bidang ni, saya tahu idea awak tu tak akan berhasil...”
“Awak baru setahun jagung menghadapi hal sebegini.Mana awak tahu?”
“Awak tu perempuan,lemah!”

Bahasa tidak peduli
Gaya bahasa ini selalu digunakan untuk menghukum individu lain dengan cara tidak menyebut sebarang penyelesaian.Sesetengah orang menggunakan gaya bahasa ini sebagai hukuman terhadap orang yang mereka tidak sukai.
Cara gaya bahasa ini diucapkan adalah seperti”
“Suka hati awaklah nak selesaikan macam mana...”
“Saya tak nak terbabit dalam hal ini.Jangan babitkan saya.”
“Awak selesaikan ini sebab ia masalah awak.Apa yang saya tahu,masalah ini selesai.”

Bahasa menghina latar belakang
Melalui cara ini, kita akan mencari-cari latar belakang pasangan kita yang boleh kita jadikan modal untuk melakukan serangan ketika berkonflik.Antara latar belakang yang selalu digunakan adalah pendidikan, kerjaya, dan keluarga.
“Harap je sekolah agama,tetapi solat pun tunggang-langgang.”
“Awak tu kerja tak seberapa,tak payah nak bercakap hal falsafah”
“Sedarlah diri tu sikit.Awak tu asalnya kampung yang hulu.”

Bahasa menutup minda
Apa perasaan anda apabila bercakap-cakap dengan orang lain,tetapi seringkali sahaja pendapat anda tidak dipersetujui malah diperlekehkan?Tentu sekali anda berasa kecewa dan tidak berminat berbual-bual dengan orang berkenaan.
Hampir setiap idea dan buah fikiran kita akan dicantas untuk menunjukkan kita salah dan mereka sahaja betul.
Ada sesetengah orang menggunakan gaya bahasa sebegini untuk menunjukkan mereka lebih bijak daripada orang lain,seterusnya kelihatan menarik.
Malangnya lebih banyak gaya bahasa sebegini keluar daripada mulut mereka lebih tinggi kebencian orang lain terhadap mereka.
“Setakat cakap memang mudah.Kita yang melaksanakan ni yang tahu susah payah...”
“Saya belajar dulu bukan macam tu...”
“Bangsa lain bolehlah kaya dengan berniaga.Bangsa kita mana ada kebolehan...”

Bahasa mengawal
Ramai orang suka apabila orang lain mengikut kemahuan mereka.Mereka juga suka mengawal perilaku orang lain.
Gaya bahasa mengawal adalah gaya bahasa memaksa orang lain melakukan dan mematuhi perkara yang mereka tidak persetujui.
“Saya suami awak.Awak jangan ingkar perintah saya.”
“Walau apa pun alasan awak,saya nak kerja ini diselesaikan...”
Rasulullah SAW bersabda (mafhumnya): “ Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang memutar belit fakta dengan lidahnya seperti seekor sapi yang menguyah-nguyah rumput dengan lidahnya.”
Kesimpulannya, elakkan gaya bahasa di atas ketika berkonflik untuk memelihara keharmonian perhubungan.

 Nota kaki: Halus bahasa menyingkap tabir hati....;)

Sumber :Harian Metro 4 April 2014
*Penulis ialah Perunding Psikologi Bahasa dan penulis buku Marah Tapi Sayang boleh dihubungi melaui facebook: Hilmi Isa (Psikologi Bahasa)

Isnin, 10 Mac 2014

Ahad, 2 Mac 2014

CONTOH ISU-ISU YANG DIBANGKITKAN DALAM LAWATAN PENYELIAAN & PEMANTAUAN BERKELOMPOK SEKTOR PENGURUSAN AKADEMIK

Pengurusan Kurikulum
1. Buku Rekod Mengajar
- Ramai guru yang tidak mencatatkan refleksi atau impak selepas setiap P&P
atau penulisannya terlalu subjektif , tiada ukuran untuk dijadikan panduan
- Kebanyakan guru mencatatkan aktiviti dalam penulisan rancangan harian terlalu ringkas
Aktiviti yang dicatat tanpa mengambilkira tahap pencapaian murid.
Kebanyakan guru tiada catatan Rancangan Pengajaran Tahunan (RPT) hanya menyertakan cetakan Huraian Sukatan Pelajaran (HSP) sebagai RPT.
- Melampirkan RPT dan Sukatan Pelajaran yang telah lusuh atau tulisan yang tidak terang /sukar dibaca. Ada yang mencatatkan disimpan pada fail yang berasingan tetapi tidak disertakan untuk rujukan, ianya sepatutnya mudah diakses bila diperlukan
- Helaian Rekod Penghargaan, Pertemuan Profesional dan Aktiviti Guru tiada catatan , ianya memudahkan pihak pentadbir untuk membuat penilaian prestasi.
- Ada guru yang tidak membawa Buku Rekod Mengajar – satu kesalahan. Guru perlu menghayati nota dan catatan yang disertakan dimuka hadapan BRM sebagai panduan dan rujukan.

2. Proses Pengajaran & Pembelajaran
- Guru masih menggunakan cara tradisional – penyampaian yang tidak menarik dan mencatat atas papan tulis. 9 kaedah pedagogi baru yang diperkenalkan tidak digunakan.
- Kaedah yang digunakan kaedah yang berpusatkan guru.
- Guru banyak menggunakan kaedah ceramah ( lecture) tanpa mengambilkira tahap pencapaian dan kebolehan murid.
- Setiap P&P perlu dimulakan dengan set induksi yang relevan agar dapat menarik minat dan perhatian murid untuk dikaitkan dengan pelajaran yang akan diajar.Aktiviti yang menarik yang ada hubung kait dengan pelajaran dan aktiviti pengukuhan . Guru sering menggunakan aktiviti mebaca buku teks secara bergilir didalam kelas . Kaedah ini tidak sesuai untuk matapelajaran Sains, Kajian Tempatan , Kemahiran Hidup dan matapelajaran lain selain dari Bahasa Melayu dan Bahasa Inggeris.
- Kemudahan ICT – makmal komputer, course ware, Astro ( TV Pendidikan) dengan pendekatan yang lebih menarik tidak digunakan dengan meluas.
- Penggunaan ABM / BBM – terlalu minimum menyebabkan proses P&P membosankan dan kurang berkesan.
- Aktiviti amali untuk matapelajaran Sains dan Kemahiran Hidup kurang dijalankan. Murid hanya belajar secara teori atau maya sahaja.
- Guru Sandaran Tidak Terlatih (GSTT) ditempat mengajar kelas peperiksaan tanpa memberikan bimbingan terlebih dahulu. GSTT perlu diberi bimbingan dan tunjukajar oleh guru-guru berpengalaman dan terlatih.
- Pencerapan rakan sebaya, ketua panitia dan pentadbir perlu diamalkan dengan berjadual, berkala dan konsisten untuk membantu dan memberi komen membina
- P&P Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Kesihatan tidak dipisahkan . Guru yang mengajar bukan guru opsyen dan silih berganti setiap tahun dan ramai. Diajar tanpa mengikut sukatan pelajaran yang betul. Peralatan kurang seperti ragbi, hoki dan badminton.
- P & P Pendidikan Seni Visual dan Pendidikan Muzik – tiada bilik Muzik Khas menyebabkan menganggu kelas yang berdekatan. Guru yang mengajar bukan guru opsyen menyebabkan kemahiran dan pengetahuan guru terhad. Bilik muzik sering diletakkan di tingkat atas menyebabkan guru dan pelajar menghadapi kesukaran memindahkan peralatan bila diperlukan untuk membuat persembahan.
- P&P Sains- guru jarang membuat eksperimen , jika dibuat dalam kumpulan yang besar.
Menyebabkan murid kurang minat mempelajari Sains
- Guru bukan opsyen hendaklah diberi bimbingan dan latihan berkala.

3. Buku Nota / Buku Latihan

Dikebanyakan sekolah :-
- Nota dan latihan yang diberi guru tidak mencukupi
- Tidak diperiksa dengan teliti, teguran/ulasan asas penulisan buku nota /buku tulis
· Tulisan murid yang tidak kemas
· Tarikh dan hari tidak dicatat
· Garisan tepi sebelum memulakan tugasan
· Ejaan dan penggunaan huruf besar dan huruf kecil
· Buku nota / buku tulis yang kotor dan koyak
- Tiada catatan penghargaan atas kerja murid yang baik dan kemas.
- Tidak ada tindak susulan atas segala teguran yang dbuat.
- Murid wajib membuat pembetulan atas segala kesilapan bagi tujuan mengulangkaji.


4. Fail Panitia Matapelajaran

- Penyediaan fail panitia yang lengkap , kemas dan mudah diakses
- Catatan minit mesyuarat yang menggunakan format lama
- Mesyurat kurikulum sekolah , agendanya hanya membincangkan hal-hal pengurusan ( house keeping) lebih banyak digunakan oleh pentadbir untuk memberikan taklimat.
- Seharusnya mesyuarat kurikulum di gunakan untuk membincangkan tahap pencapaian /prestasi murid. Aktiviti yang sesuai dijalankan oleh membantu mempertingkatkan
Prestasi murid. Post mortem perlu dibuat.
- Didalam mesyuarat kurikulum sasaran keputusan sekolah berdasarkan headcount yang dibuat dengan menggunakan panduan dan rujukan dari pelan strategik sekolah.
- Mesyuarat panitia digunakan untuk membincangkan sasaran murid mengikut matapelajaran. Setiap ujian/peperiksaan dalaman hendaklah dibuat JSU soalan. Post mortem terperinci untuk keputusan, soalan dan pencapaian murid berdasarkan matapelajaran.

5. Bengkel / Makmal/Bilik-bilik Khas
5.1 Bengkel KHSR
- Bengkel yang dibina khas , lengkap dengan perabot dan peralatan
- Bengkel yang diubahsuai ada yang lengkap dan dijaga rapi tetapi banyak yang tidak kondusif dan padat jika satu kelas 35 ke 40 orang murid dalam satu-satu masa
peralatan yang tidak mencukupi menyebabkan aktiviti amali lambat dan tidak berjalan lancar.
- Tiada bengkel – bahan dan peralatan disimpan didalam stor sukan atau stor am sekolah,
Kelas amali dijalankan di bilik darjah atau kantin atau kaki lima kelas – tidak selesa dan tidak sesuai.
5.2 Bengkel Bidang Teknik & Vokasional – KHB/MPV/LKTK
- Bengkel ERT kebanyakannya terjaga rapi dan ceria
Ada bengkel kerja kayu, kerja paip dan kerja elektronik-tidak tersusun , tidak berlabel dan peralatan tidak dijaga baik.
- Kebanyakan bengkel pertanian, terbiar dan tidak terjaga .
- Kebanyakan bengkel MPV dalam keadaan baik dan selesa untuk P&P,
Bengkel LKTK – sekolah yang menawarkan matapelajarn tersebut – bengkel terjaga
Sekolah yang tidak menawarkan matapelajaran tersebut tetapi ada bengkel – bengkel tidak terjaga atau dijadikan kelas. Bengkel berada di tingkat atas – Tingkat 3 peralatan yang besar dan terlalu berat di tempatkan dibawah – tempat yang tidak sesuai
5.3 Makmal Sains ( Sekolah Menengah) Bilik Sains ( Sekolah Rendah)
- Banyak makmal Sains yang telah lama dan uzur fizikalnya – perabot rosak dimakan anai-anai
- Penggunaannya tidak maksimum
- Proses pelupusan bahan-bahan berbahaya sukar dan mahal.
- Makmal Sains/ Bilik Sains perlu diaudit setiap tahun supaya makmal diurus mengikut prosedur yang betul.
5.4 Makmal Bahasa
- Tidak digunakan secara maksimum
- Tiada bekalan bahan, courseware perlu dibina sendiri oleh guru.
- Peralatan telah rosak dan bila dilaporkan ke JPNS , dimaklumkan bahawa tiada peruntukan
untuk membaikpulih, penggunaan kaset telah ketinggalan zaman , sukar mendapat bekalan.
5.5 Makmal Komputer
- Penggunaannya tidak secara maksimum
- Banyak komputer dalam makmal komputer rosak yang tidak boleh digunakan.
- Bilangan yang sedikit menyebabkan murid perlu berkongsi
- Internet tidak dapat diakses atau terlalu perlahan menyebabkan program seperti ZOOM A tidak berjaya.
- Peruntukan khas perlu untuk kos penyelenggaraan peralatan komputer.

6. Pengurusan Headcount
- Headcount dibuat sekadar memenuhi keperluan PPD atau JPNS tetapi tidak dijadikan alat/tools untuk membantu memajukan prestasi murid.
- Ada disediakan tetapi ada kekeliruan atau kesilapan.
- ETR murid yang lemah disasarkan gagal- sepatutnya disasarkan markah yang minimum lulus dan guru akan berusaha membantu murid kearah itu.
- Perbincangan dua hala murid dan guru perlu ada – murid perlu tahu sasaran yang dibuat atau murid yang menentu sasaran atas bimbingan guru.
- Headcount pelu dipamer dalam kelas atau meja murid atau buku nota/latihan murid agar murid sentiasa peka dengan sasaran yang dibuat.
- Post mortem perlu dibuat oleh murid dan guru selepas setiap ujian atau peperiksaan untuk menentukan sasaran yang telah dibuat, jika dibawah paras yang disasar perlu buat post mortem tetapi jika menepati atau melepasi sasaran, sasaran baru perlu dibuat- mengelakkan murid berada dalam zon selesa.


BAHAN DI ATAS SEKADAR CONTOH ASPEK-ASPEK PENILAIAN DAN KOMEN HASIL PEMANTAUAN KURIKULUM YANG DIJALANKAN OLEH SEKTOR PENGURUSAN AKADEMIK.

Sumber:http://skrinchinghilir.blogspot.com/2011/01/lawatan-penyeliaan-pemantauan.html

Ahad, 16 Februari 2014

APA TUGAS KITA SEBENARNYA?


Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam) dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik,serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji) dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya.(Surah Ali Imran:104)

Marilah kita renung kembali tugas seorang guru.Hari ini ramai melihat tugas kita sebagai tenaga pengajar mengikut kelayakan keilmuan dan akademik semata-mata. Namun hakikatnya,tugas guru bukan terhenti sebagai seorang penyampai ilmu sahaja.Guru juga bertanggungjawab membentuk keperibadian anak didik.Sebagai agen perubahan kerena mereka diamanahkan untuk membentuk jiwa,nurani dan intelektual generasi akan datang.

Tugas membentuk generasi bukan tugas yang mudah.Bukan tugas yang dapat dilaksanakan seorang diri.Tugas ini memerlukan komitmen kumpulan.Dan,jika melakukan tugas ini secara kolektif, maka sebenarnya kita sedang melakukan apa yang Allah suka,apa yang Allah S.W.T minta kita buat.Ini jelas di dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur bagaikan sebuah bangunan yang kukuh”(Surah As-Saff:4)

Mengenang tugas yang semakin menggunung.Bukan tak buat.tapi semakin hari semakin banyak yang perlu kita lakukan.Kita selak lagi Kitabullah.Ada lagi gesaan untuk kita menyelesaikan tugas ini bersama teman-teman seperjuangan kita.firman Allah S.W.T 

“Bertolong-tolonglah kamu dalam perkara kebaikan dan takwa...” (Surah at-Taubah:2)

Apa lagi,ayuh kita bergerak sebagai satu pasukan untuk membina generasi yang telah diamanahkan kepada kita.Tidak kira bidang apapun,masing-masing mempunyai peranan.Saling melengkapi antara satu sama lain.Biar masuk syurga sama-sama.Sama-sama merasai nikmat yang sangat agung yang telah dijanjikan oleh Allah S.W.T

Mari kita sama-sama duduk semeja,berbincang tentang generasi yang perlu kita bina dari pelbagai sudut.Jangan sesekali kita merasakan,mereka bukan anak kita,jadi bukan tanggungjawab kita...

Ketahuilah,jika kita melakukan kerja-kerja membina ummah,membangunkan modal insan ini, sebenarnya kita membina satu jalan untuk ke syurga.Jadi turut samalah menjejaki rakan-rakan guru yang telah membuka jalan untuk kita.Bantulah mereka menjalankan kem-kem ibadah,kelas-kelas tambahan hatta kerja-kerja yang membangunkan fizikal seperti sukan.Biarpun kecil peranan yang kita mainkan,namun ingatlah firman Allah S.W.T.

“Barang siapa yang melakukan kabaikan walaupun sekecil zarah,nescaya akan dilihatnya (dalam suratan amal)” (Surah Al-Zalzalah:7)

Mudahnya! Jika kita sebagai penggerak sesuatu jawatankuasa,lihatlah sekeliling kita,rakan-rakan sekerja yang mungkin tidak sedar kita sedang menjalankan sesuatu program bermanfaat.Ajaklah mereka untuk turut serta.Di saat kita melihat teman kita sedang membimbing generasi untuk menjadi soleh,segeralah ringankan tulang membantu sama.Jadilah orang yang suka mempermudahkan dan menyokong urusan kebaikan.Jangan jadi duri dalam daging yang suka menghalang kebaikan.Bawalah mereka bersama untuk menikmati syurga yang telah dijanjikan. Sesungguhnya syurga itu amat luas,pasti lebih hebat nikmat syurga jika kita dapat rasai bersama teman-teman.

-SAHABAT SEJATI TEMAN KE SYURGA-

Sumber:Buku Guru Jutawan Akhirat.