Ketika seorang pekerja menyiapkan tugasnya dengan penuh ketelitian dan dedikasi, maka hasil yang diharapkan tentulah kesempurnaan produk atau perkhidmatan yang diberikan.Namun, ada ketikanya hasil kerjanya ditegur dan didapati masih ada kekurangannya.Pada pandangan insan yang mengerti, terlihatlah hikmah pencipta apabila melihat kepada situasi tadi.Terserlahlah betapa kesempurnaan itu miliknya Tuhan dan manusia itu tidak lepas dari sifat lalai,alpa dan leka.
Amat malang sekali bagi insan yang hobinya hanyalah mencari-cari kesalahan tentang apa sahaja yang berada di sekelilingnya.Sifat terlalu mengharapkan kesempurnaan hingga dimatanya yang terlihat hanyalah segala keburukan insan lain.Ketika makanan lazat telah siap terhidang, tidaklah matanya tertumpu melainkan pada sehelai rambut yang terjatuh secara tidak sengaja lalu makanan itu dicelanya,ketika telah siap lembaran-lembaran buku yang penuh kebaikan ditulis,tidaklah hatinya cuba untuk memahami dan menghayati melainkan matanya mencari-cari dimana kesalahan ejaaan dan cetakannya.Ketika dia melihat pakaian yang kemas dan bersih tidaklah mulutnya lepas dari celaan pada setitis tinta yang terkena tanpa sengaja pada baju tersebut.Ada tikanya ketika seorang pekerja yang dedikasi dalam tugasnya menghabiskan tahun demi tahun tanpa jemu berkhidmat pada pekerjaanya,terhiris hatinya dengan kata-kata kritikan,sindiran dan celaan atas kelewatan hadir bekerja yang tekadanag kiraan lewat itu hanyalah dalam minit bukanlah berjam-jam lamanya.Itulah hakikat kehidupan yang pahit dilaluli oleh hati-hati yang sakit.
Apabila kita telah merasa sempurna tanpa cela, lalu sifat lalat itu lebih mudah hinggap tanpa kita sedari. Tidaklah lalat itu apabila menemukan sesuatu yang busuk lalu dihinggapinya dan tidaklah ia senang dengan segala haruman dan kebaikan wangian.Berbeza dengan individu yang mencontohi lebah.Ia hinggap pada bunga-bunga yang mekar mewangi lalu mengambil kebaikan dari segala sari-sari bunga serta meninggalkan apa yang buruk darinya.Sungguh apabila insan itu telah memandang tinggi dan sempurna dirinya,tidaklah ada sesuatu di dunia ini yang dia rasakan sempurna bahkan ada saja yang tidak kena.Perkataan yang dia ucapkan, tidaklah ada nilai kerendahan hati melainkan pasti melukai hati insan-insan di sekelilingnya.Orang-orang seperti ini pada hakikatnya tidak lepas dari menjadi bahan kutukan dan hinaan orang.Masakan tidak,hidupnya dibina di atas prinsip hanya saya berada di atas landasan yang betul dan benar, orang lain..ahhh tidak sehebat aku fikirnya,tidak sebagus aku ideanya,tidak secemerlang aku dalam segala ehwal urusannya.
Benarlah apa yang diungkapkan oleh Al-Imam As-Syafie.Beliau berkata
Jika engkau ingin hidup selamat dari kehinaan...
Agamamu terjaga demikian pula harga dirimu
Maka janganlah sekali-kali lisannmu
Mengucapkan keburukan...Sesungguhnya
Seluruh dirimu adalah kekurangan
Dan orang-orang juga memiliki lisan (yang dapat mencelamu)
Dan jika kedua matamu melihat aib-aib (orang lain)
Maka tinggalkanlah dan katakanlah kepada matamu..
“Wahai mataku,sesungguhnya orang-orang juga memiliki mata”
Hendaknya engkau bergaul dengan cara yang baik,
Maafkanlah orang yang bersalah kepadamu..
Serta tolaklah kesalahan orang tersebut akan tetapi
Dengan cara terbaik.
Ingatlah baris yang diungkapkan oleh Imam As-Syafie, “dirimu seluruhnya adalah kekurangan”.Jika orang lain ingin mencari kesalahan kita maka seluruh yang ada pada diri kita dapat dijadikan bahan cercaan dan hinaan.Mereka mampu mencela tubuhmu,pakaianmu,rupa parasmu,cara jalanmu,sikapmu dan segala yang ada padamu boleh dan dapat dijadikan bahan celaan!!!
Seorang penyair berkata:
Seburuk-buruk manusia adalah yang hanya
Sibuk mencari aib/kekurangan orang-orang...
Seperti lalat yang hanya memperhatikan bahagian luka..
Selalu saja matanya tertarik melihat keburukan..
Maka tidaklah ia memandang kecuali
Perbuatan buruk dan kesalahan..
Bahkan ia senang jika melihat kotoran-kotoran dan ketergelinciran..
Ia mengikat manusia dengan belenggu
Yang menahan mereka untuk bangkit..
Dan menjadikan orang-orang selalu merasa gagal..
Janganlah kehidupan ini kita penuhi dengan melihat segala keburukan sehingga melupakan kekurangan-kekurangan yang ada pada diri sendiri.Namun hal ini tidaklah bermakna kita meninggalkan nasihat yang menjadi kewajiban sebagai seorang muslim.Akan tetapi janganlah kita terlalu detail dan bersikap suka mencari-cari kesalahan orang.Sekiranya kesalahan tersebut jelas dan nyata tersebar, tegakkanlah nasihat dengan cara hikmah sebagai pengamalan perintah Allah dan Rasulnya dalam bernahi mungkar.
Wallahu A’lam bi As-Showaab
Olahan semula: Mohd Fazli Ibrahim