JOM BOOKCAFE

Khamis, 10 Mei 2012

KESEDIHAN DUNIA

‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu menulis surat kepada ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu 'anhu yang isinya, “Amma ba'du. Sesungguhnya seseorang merasa rugi dengan sesuatu yang hilang darinya, padahal hal itu tidak akan bisa ia dapatkan dan merasa bahagia dengan mendapatkan sesuatu yang pasti ia dapatkan. Maka berbahagialah dengan apa-apa yang aku ucapkan dari urusan akhirat dan menyesallah dari sesuatu yang hilang darimu akan urusan akhirat, janganlah terlalu bahagia dengan apa yang engkau dapatkan dari urusan dunia. Dan jadikanlah semua fikiranmu tertuju kepada sesuatu yang terjadi setelah kematian. ”

Aku melihat pencari dunia, walaupun umurnya panjang,
dan mendapatkan kebahagiaan, juga kenikmatan darinya.

Bagaikan seorang tukang bangunan yang membangun,
setelah bangunan yang ia buat berdiri tegak, maka bangunan itu roboh. [1]

Saudaraku tercinta…
Sebab kekeliruan hidup itu ada lima macam dan sepatutnya seseorang merasakan kekeliruan karena kelima macam tersebut:

Pertama : Kekeliruan karena dosa pada masa lampau, karena dia telah melakukan sebuah perbuatan dosa sedangkan dia tidak tahu apakah dosa tersebut diampuni atau tidak? Dalam keadaan tersebut dia harus selalu merasakan kegalauan dan sibuk karenanya.
Kedua : Dia telah melakukan kebaikan, tetapi dia tidak tahu apakah kebaikan tersebut diterima atau tidak.
Ketiga : Dia mengetahui kehidupannya yang telah lalu dan apa yang terjadi kepadanya, tetapi dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya pada masa mendatang.
Keempat : Dia mengetahui bahwa Allah menyiapkan dua tempat untuk manusia pada hari Kiamat, tetapi dia tidak mengetahui ke manakah dia akan kembali (apakah ke Surga atau ke Neraka)?
Kelima : Dia tidak tahu apakah Allah ridha kepadanya atau membencinya?

Siapa yang merasa keliru dengan lima hal di atas dalam kehidupannya, maka tidak ada kesempatan baginya untuk tertawa. [2]

Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata, “Berapa jarak antara kalian dengan mereka (orang-orang shalih)? Dunia datang kepada mereka, tetapi mereka meninggalkannya, dan dunia meninggalkan kalian, tetapi kalian terus mengejarnya.” [3]

TERIMA KASIH CIKGU - DENDANG SI ALAI..

AMALAN PELAJAR CEMERLANG..

1.Sentiasa menunaikan solat pada awal waktu.
2. Sentiasa membaca Al-quran sekurang-kurangnya satu jam sehari,paling malas satu muka sehari.(pelajar cemerlang tidak boleh malas ataupun segan).
3. Memulakan pagi anda dengan solat tahajjud,taubat dan berdoa serta membaca Al-quran walaupun sedikit (Qiamulail).
4. Sarapan pagi dengan menu telur dan madu.
5. Jika ada masa terluang, rujuk nota ringkas dan lihat apa yang akan dipelajari hari ini.
6. Menumpukan perhatian semasa belajar. Belajar hanya niat untuk menuntut ilmu dan mencari redha Allah.
7. Menunaikan solat sunat Dhuha pada waktu rehat.Tidak makan pada waktu rehat (Sekiranya lapar alaskan perut anda dengan kuih atau air).
8. Tidur sedikit sebelum solat zohor dan makan tengah hari untuk mengelakkan mengantuk akibat Qiamullail.
9. Kalau tahan mengantuk lebih baik membaca atau melakukan tugas-tugas persatuan dan aktiviti-aktiviti lain.
10. Bersenam dan bermain selepas solat Asar atau melakukan aktiviti yang dapat mengeluarkan peluh.
11. Solat Maghrib pada awal waktu dan makan sedikit serta membaca Al-Quran atau mendengar kuliah Maghrib.
12. Belajar selepas Isyak kira-kira 2 jam.
13. Muhasabah diri sebelum tidur dan ingat kembali tentang apa yang dilakukan dalam sehari.

Rabu, 9 Mei 2012

Adab Seorang Pelajar (Murid) terhadap Gurunya



Oleh :Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin  
Dasar keilmuan itu tidak dapat diperoleh dengan belajar sendiri dari kitab, namun harus bimbingan seorang guru ahli yang akan membuka pintu-pintu ilmu baginya, agar engkau selamat dari kesalahan dan ketergelinciran. Karena itu, hendaknya engkau menjaga kehormatannya, yang mana itu adalah tanda keberhasilan, kesuksesan, serta engkau akan bisa mendapatkan ilmu dan taufiq. Jadikanlah gurumu orang yang engkau hormati, hargai, agungkan, dan berlakulah yang lembut. Berlakulah penuh sopan santun kepadanya saat duduk bersama, berbicara kepadanya, saat bertanya dan mendengar pelajaran, bersikap baik saat membuka lembaran kitab di hadapannya. Jangan banyak bicara dan berdebat dengannya. Jangan mendahuluinya, baik dalam bicara maupun saat jalan. Jangan banyak berbicara kepadanya dan jangan memotong pembicaraannya, baik di tengah-tengah pelajaran maupun lainnya. Jangan mendesak bisa mendapatkan jawaban darinya. Jauhilah banyak bertanya terutama sekali kalau di tengah khalayak ramai, karena itu akan membuatmu berbangga diri, namun bagi gurumu akan membuat bosan. 

LAWATAN PENANDA ARAS PBS SMK TANJONG BUNGA

Selasa, 8 Mei 2012

JIKA UMUR TELAH MENCAPAI EMPAT PULUH TAHUN...SEBUAH RENUNGAN..

Oleh :Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim

Saudaraku tercinta, di manakah kita di antara mereka?
‘Abdullah bin Dawud berkata, “Adalah salah satu dari mereka (kaum Salaf), jika umurnya telah mencapai empat puluh tahun, maka mereka menggulung tempat tidurnya, mereka sama sekali tidak tidur. Akan tetapi memenuhi malamnya dengan shalat, tasbih, dan istighfar… mereka menggantikan waktu (umur) yang telah lalu dengan kebaikan dan menyiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.”

Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cerdas,
mereka menolak dunia dan takut akan fitnahnya.
Mereka melihat apa yang ada di dalamnya, ketika mereka tahu,
bahwa tidak ada tempat bagi orang yang hidup di dalamnya.
Mereka menjadikannya sebagai gelombang,
dan menjadikan amal sebagai kapal.

KEUTAMAAN ILMU...

Pendukungnya dari berupa ayat-ayat Al-Quran sangat banyak jumlahnya.Di antara firman-Nya

"Allah menyatakan bahawasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),yang menegakkan keadilan.Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)"(Ali Imran :18)
   Perhatikan bagaimana Allah Taala memulai dengan dirinya sendiri,kemudian yang kedua adalah para malaikat dan yang ketiga adalah para ahli ilmu.Jelas bagi anda bahawa yang demikian itu adalah kemuliaan dan keutamaan.Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
   "...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuanbeberapa darjat."(Al-Mujadilah:11)
   Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
   "Katakanlah,"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"(Al-Zumar:9)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman,
"sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya,hanyalah ulama.''(Fathir:28)
Allah Ta'ala juga berfirman
"...dan kalau mereka menyerahkan kepada rasul dan ulil amri di antara mereka,tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri).(An-Nisa: 83)

Pada kenyataannya,hukum dikembalikan kepada kesimpulan mereka dan tingkatan mereka bertemu dengan tingkatan para nabi di dalam menggali hukum Allah Ta'ala.
   Sedangka dari khabar-khabar,Rasulullah s.a.w bersabda,"Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan ada padanya,maka Dia jadikan dia sangat faham akan agama dan diberinya petunjuk dari-Nya(1)
Rasulullah juga bersabda "Para ulama adalah pewaris para nabi".(2)
    Sudah diketahui bahawa tidak ada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat kenabian dan tidak ada kemuliaan di atas kemuliaan warisan daripada tingkat itu.Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika mengutamakan ilmu daripada ibadah dan kesyahidan bersabda
"Keutamaan seorang ahli ilmu atas seorang ahli ibadah sebagaimana keutamaanku atas orang paling rendah di antara para sahabatku.(3)
   Maka perhatikan,bagaimana beliau menjadikan ilmu bersama dengan darjat kenabian,dan bagaimana gugurnya tingkat amal yang kosong dari ilmu,sekalipun seorang ahli ibadah tidak lepas dari ilmu di dalam ibadah yang dia rutinkan pelaksanaannya.Jika bukan kerana ilmu,maka ibadah tidak menjadi ibadah.Rasulullah s.a.w bersabda "Keutamaan seorang ahli ilmu atas seorang ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan pada malam purnama atas semua bintang".(4)
   Di antara sejumlah wasiat Luqman kepada anaknya adalah "Wahai anakku! bergaullah dengan para ulama dan dekatlah engkau dengan kedua lututnya,sesungguhnya Allah Subhanuwa Ta'ala menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana menghidupkan bumi dengan hujan dari langit"
   Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu berkata kepada Kamil bin Ziyad,"Wahai Kamil!Ilmu ilmu itu lebih baik daripada harta.Ilmu itu memeliharamu,sedangkan engkau memelihara harta.Ilmu itu adalah hakim sedangkan harta adalah yang diadili.Harta berkurang dengan dibelanjakan,sedangkan ilmu menjadi suci dengan dinafkahkan."Dalam sebuah nazham dikatakan

Tidak ada kebanggaan melainkan pada ahli ilmu,
Sesungguhnya mereka itu berada di atas petunjuk dan selalu menunjuki siapa yang memintanya,
Kemulian setiap orang pada apa yang dia ahli menunaikannya,
Orang-orang bodoh terhadap ahli ilmu selalu memusuhinya,
Maka,carilah keuntungan dengan ilmu,engkau akan hidup abadi dengannya,
Semua manusia akan mati sedangkan ahli ilmu akan tetap hidup....


Nota kaki
(1) Lafaz hadis ini sebagaimana pada al-Bukhari dan Muslim adalah
"Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan ada padanya,maka Dia jadikan dia sangat faham akan agama",tanpa tambahan: "dan diberi petunjuk dari-Nya"
(2) Diriwayatkan Abu Dawud,At-Tirmizhi,Ibnu Majah,Ibnu Hibban,dan dia menyatakan shahih dari hadis Abu Darda.Sedangkan isnadnya hasan.
(3)Diriwayatkan At-Tirmizi dari hadis Abu Umamah.Dia berkata."Hasan shahih dan dia hasan"
(4)Dari sebuah hadis panjang yang diriwayatkan Abu Dawud Radhiyallahu Anhu yang isnadnya hasan.