Jumaat, 11 Mei 2012
Khamis, 10 Mei 2012
SIKAP MINDA
 Saya anggap rencana ini yang terpenting di antara 100 rencana yang dikemukakan dalam buku ini.Sila duduk dan baca rencana ini dengan teliti dan bacakan berulang kali pada masa akan datang.
   Saya anggap rencana ini yang terpenting di antara 100 rencana yang dikemukakan dalam buku ini.Sila duduk dan baca rencana ini dengan teliti dan bacakan berulang kali pada masa akan datang.   Sikap minda adalah amat mustahak kerana kesemua kekayaan,samaada nilai ketara atau tidak (seperti kemewahan,persahabatan,pengetahuan,keriangan, dan kesejahteraan) bermula dengan satu keadaan minda,yang mana anda berkuasa dan bebas mengawalnya.Anda mampu mengolah pemikiran dan tindakan sendiri untuk kehidupan yang lebih bermakna,atau pilih untuk dicacatkan oleh kerisauan dan kebimbangan.Didapati bahawa sikap minda anda itu adalah hasil daripada nilai-nilai budi dan tujuan yang dipupuk sehingga ini.Ingatlah bahawa sikap minda yang positif adalah titik permulaan hidup yang bahagia.peraturan ini meliputi kesemua bahan rencahan yang dingini yang mesti disuburkan, seperti harapan dan keyakinan, ketulusan dan kewibawaan,keghairahan dan dorongan,kemurahan hati dan toleransi,kesantunan dan tanggungjawab dan seterusnya.
KESEDIHAN DUNIA
Oleh:Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim
 ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu menulis surat kepada ‘Abdullah          bin ‘Abbas Radhiyallahu 'anhu yang isinya, “Amma ba'du. Sesungguhnya          seseorang merasa rugi dengan sesuatu yang hilang darinya, padahal hal          itu tidak akan bisa ia dapatkan dan merasa bahagia dengan mendapatkan          sesuatu yang pasti ia dapatkan. Maka berbahagialah dengan apa-apa yang          aku ucapkan dari urusan akhirat dan menyesallah dari sesuatu yang          hilang darimu akan urusan akhirat, janganlah terlalu bahagia dengan          apa yang engkau dapatkan dari urusan dunia. Dan jadikanlah semua          fikiranmu tertuju kepada sesuatu yang terjadi setelah kematian. ”
‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu menulis surat kepada ‘Abdullah          bin ‘Abbas Radhiyallahu 'anhu yang isinya, “Amma ba'du. Sesungguhnya          seseorang merasa rugi dengan sesuatu yang hilang darinya, padahal hal          itu tidak akan bisa ia dapatkan dan merasa bahagia dengan mendapatkan          sesuatu yang pasti ia dapatkan. Maka berbahagialah dengan apa-apa yang          aku ucapkan dari urusan akhirat dan menyesallah dari sesuatu yang          hilang darimu akan urusan akhirat, janganlah terlalu bahagia dengan          apa yang engkau dapatkan dari urusan dunia. Dan jadikanlah semua          fikiranmu tertuju kepada sesuatu yang terjadi setelah kematian. ”Aku melihat pencari dunia, walaupun umurnya panjang,
dan mendapatkan kebahagiaan, juga kenikmatan darinya.
Bagaikan seorang tukang bangunan yang membangun,
setelah bangunan yang ia buat berdiri tegak, maka bangunan itu roboh. [1]
Saudaraku tercinta…
Sebab kekeliruan hidup itu ada lima macam dan sepatutnya seseorang merasakan kekeliruan karena kelima macam tersebut:
Pertama : Kekeliruan karena dosa pada masa lampau, karena dia telah melakukan sebuah perbuatan dosa sedangkan dia tidak tahu apakah dosa tersebut diampuni atau tidak? Dalam keadaan tersebut dia harus selalu merasakan kegalauan dan sibuk karenanya.
Kedua : Dia telah melakukan kebaikan, tetapi dia tidak tahu apakah kebaikan tersebut diterima atau tidak.
Ketiga : Dia mengetahui kehidupannya yang telah lalu dan apa yang terjadi kepadanya, tetapi dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya pada masa mendatang.
Keempat : Dia mengetahui bahwa Allah menyiapkan dua tempat untuk manusia pada hari Kiamat, tetapi dia tidak mengetahui ke manakah dia akan kembali (apakah ke Surga atau ke Neraka)?
Kelima : Dia tidak tahu apakah Allah ridha kepadanya atau membencinya?
Siapa yang merasa keliru dengan lima hal di atas dalam kehidupannya, maka tidak ada kesempatan baginya untuk tertawa. [2]
Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata, “Berapa jarak antara kalian dengan mereka (orang-orang shalih)? Dunia datang kepada mereka, tetapi mereka meninggalkannya, dan dunia meninggalkan kalian, tetapi kalian terus mengejarnya.” [3]
AMALAN PELAJAR CEMERLANG..
2. Sentiasa membaca Al-quran sekurang-kurangnya satu jam sehari,paling malas satu muka sehari.(pelajar cemerlang tidak boleh malas ataupun segan).
3. Memulakan pagi anda dengan solat tahajjud,taubat dan berdoa serta membaca Al-quran walaupun sedikit (Qiamulail).
4. Sarapan pagi dengan menu telur dan madu.
5. Jika ada masa terluang, rujuk nota ringkas dan lihat apa yang akan dipelajari hari ini.
6. Menumpukan perhatian semasa belajar. Belajar hanya niat untuk menuntut ilmu dan mencari redha Allah.
7. Menunaikan solat sunat Dhuha pada waktu rehat.Tidak makan pada waktu rehat (Sekiranya lapar alaskan perut anda dengan kuih atau air).
8. Tidur sedikit sebelum solat zohor dan makan tengah hari untuk mengelakkan mengantuk akibat Qiamullail.
9. Kalau tahan mengantuk lebih baik membaca atau melakukan tugas-tugas persatuan dan aktiviti-aktiviti lain.
10. Bersenam dan bermain selepas solat Asar atau melakukan aktiviti yang dapat mengeluarkan peluh.
11. Solat Maghrib pada awal waktu dan makan sedikit serta membaca Al-Quran atau mendengar kuliah Maghrib.
12. Belajar selepas Isyak kira-kira 2 jam.
13. Muhasabah diri sebelum tidur dan ingat kembali tentang apa yang dilakukan dalam sehari.
Rabu, 9 Mei 2012
Adab Seorang Pelajar (Murid) terhadap Gurunya
| Oleh :Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin | |
| Dasar keilmuan itu tidak dapat diperoleh dengan belajar sendiri dari kitab, namun harus bimbingan seorang  guru ahli yang akan membuka pintu-pintu ilmu baginya, agar engkau  selamat dari kesalahan dan ketergelinciran. Karena itu, hendaknya engkau  menjaga kehormatannya, yang mana itu adalah tanda keberhasilan,  kesuksesan, serta engkau akan bisa mendapatkan ilmu dan taufiq.  Jadikanlah gurumu orang yang engkau hormati, hargai, agungkan, dan  berlakulah yang lembut. Berlakulah penuh sopan santun kepadanya saat  duduk bersama, berbicara kepadanya, saat bertanya dan mendengar pelajaran,  bersikap baik saat membuka lembaran kitab di hadapannya. Jangan banyak  bicara dan berdebat dengannya. Jangan mendahuluinya, baik dalam bicara  maupun saat jalan. Jangan banyak berbicara kepadanya dan jangan memotong  pembicaraannya, baik di tengah-tengah pelajaran  maupun lainnya. Jangan mendesak bisa mendapatkan jawaban darinya.  Jauhilah banyak bertanya terutama sekali kalau di tengah khalayak ramai,  karena itu akan membuatmu berbangga diri, namun bagi gurumu akan  membuat bosan. | 
Langgan:
Ulasan (Atom)
 


 



